Pengaruh Film Terhadap Dunia Pariwisata – Pernah nggak sih, nonton sebuah film lalu langsung mikir, “Gila, tempat ini cakep banget! Pengen ke sana deh!” Yup, ternyata film bisa jadi pemicu kuat buat seseorang pengin traveling ke tempat-tempat tertentu. Bukan hal baru, banyak destinasi wisata yang melejit setelah muncul di layar lebar. Dari sudut jalan kecil di kota tua, sampai pegunungan megah yang sebelumnya belum terlalu dikenal publik. Fenomena ini bahkan sampai punya istilah sendiri, yaitu film-induced tourism. Lokasi syuting yang tampil memukau di film bisa bikin orang penasaran dan akhirnya menjadikannya destinasi impian.
Buat kamu yang lagi cari tontonan seru, baik film lokal maupun internasional dari berbagai genre dan negara, bisa banget kepoin tvonlinegratis.id. Di sana kamu bisa eksplor tontonan favorit sekaligus dapet inspirasi traveling dari lokasi-lokasi ikonik di film.
Sekarang, yuk kita bahas gimana film beneran bisa ngubah wajah pariwisata!
Pengaruh Film Terhadap Dunia Pariwisata
1. Lokasi Syuting yang Jadi Ikon Wisata Baru
Salah satu contoh paling sukses dari Indonesia adalah Belitung. Dulu, pulau ini jarang terdengar namanya di telinga traveler. Tapi sejak film Laskar Pelangi booming, nama Belitung langsung melambung tinggi. Pantai Tanjung Tinggi yang jadi lokasi syuting, tiba-tiba jadi spot incaran wisatawan. Sekolah Laskar Pelangi bahkan direkonstruksi ulang dan jadi tempat wisata edukasi.
Hal yang sama juga terjadi di dunia internasional. Selandia Baru berubah drastis sejak dipakai sebagai lokasi utama The Lord of the Rings. Pegunungan, lembah, dan pedesaan di film itu bikin orang ngiler dan pengen lihat “Middle Earth” versi nyata. Akhirnya, pariwisata Selandia Baru naik gila-gilaan. Pemerintahnya pun sampai ngejual negara itu sebagai negeri para hobbit. Keren, kan?
2. Naiknya Kunjungan Wisatawan Domestik & Internasional
Ketika lokasi syuting jadi terkenal, biasanya dampaknya langsung kelihatan dari lonjakan jumlah pengunjung. Bukan cuma dari dalam negeri, tapi juga turis asing yang datang karena penasaran pengen ngerasain suasana seperti di film.
Contohnya Ubud, Bali, yang makin jadi primadona setelah tampil di Eat Pray Love (2010). Banyak wisatawan mancanegara datang ke sana buat “nyari makna hidup” kayak Julia Roberts di film itu. Mereka ikutan yoga, meditasi, bahkan tinggal beberapa minggu di homestay pinggir sawah. Ubud berubah jadi pusat spiritual yang mendunia.
Bahkan Nami Island di Korea Selatan juga alami hal serupa. Setelah muncul di drama Winter Sonata, tempat ini langsung jadi tujuan wajib buat fans K-Drama, terutama pasangan muda. Semuanya pengen foto-foto romantis di jalanan penuh pohon itu. Efeknya? Ekonomi lokal ikut terangkat!
3. Film sebagai Sarana Promosi Budaya dan Identitas Lokal
Selain dari segi visual, film juga punya kekuatan buat mengenalkan budaya suatu tempat. Mulai dari bahasa, musik, pakaian adat, sampai kuliner lokal—semuanya bisa dikemas dalam cerita dan jadi daya tarik wisata.
Contohnya film Keluarga Cemara yang menampilkan kehidupan sederhana di pedesaan. Banyak penonton yang kemudian tertarik buat merasakan suasana “back to nature” seperti dalam film. Ini membuka peluang wisata berbasis budaya dan desa yang lagi naik daun belakangan ini.
Bahkan film horor seperti Pengabdi Setan pun berhasil memancing rasa penasaran orang buat datang ke rumah tua yang jadi lokasi syuting. Bukan cuma buat uji nyali, tapi juga buat ngerasain atmosfer mistis yang ditampilkan di film.
4. Munculnya Wisata Tematik ala Dunia Film
Ketika satu lokasi udah terkenal banget gara-gara film, biasanya muncul yang namanya wisata tematik. Ini bisa berbentuk tur, paket travel, bahkan wahana khusus. Tujuannya? Biar pengunjung bisa ngerasain langsung vibe film itu.
Contoh nyata: Gereja Ayam di Magelang, yang jadi viral karena muncul di Ada Apa Dengan Cinta 2. Tempat ini langsung jadi destinasi hits buat para fans yang pengen “napak tilas” momen Rangga dan Cinta. Banyak juga yang milih tempat ini buat pre-wedding karena suasananya yang unik dan romantis.
Di luar negeri, contoh paling fenomenal adalah The Wizarding World of Harry Potter di Universal Studios Jepang dan Amerika. Wisatawan bisa naik kereta Hogwarts, beli permen dari Hogsmeade, dan bahkan coba Butterbeer. Ini bukan sekadar tempat wisata, tapi pengalaman total yang dirancang berdasarkan dunia film.
5. Efek Domino: Ekonomi, UMKM, hingga Pemberdayaan Warga
Yang paling keren dari efek film terhadap pariwisata adalah multiplier effect-nya. Nggak cuma lokasi wisatanya yang naik pamor, tapi juga ekonomi lokal ikut kecipratan rezeki. Mulai dari pemilik warung, tukang ojek, penginapan lokal, sampai penjual suvenir, semuanya dapet dampak positif.
Bahkan di beberapa tempat, warga lokal dilatih jadi pemandu wisata atau pelaku usaha kreatif berbasis film. Jadi, bukan cuma pemerintah atau investor besar yang untung, tapi masyarakat sekitar juga ikut berkembang.
Contohnya di Belitung tadi, banyak warga yang akhirnya buka homestay, warung seafood, dan toko suvenir karena ramainya wisatawan yang datang setelah nonton Laskar Pelangi.
Kesimpulan
Demikian informasi mengenai Pengaruh Film Terhadap Dunia Pariwisata: Ketika Layar Lebar Mengubah Destinasi Liburan. Dunia film dan pariwisata ternyata punya hubungan yang erat banget. Satu cerita di layar lebar bisa membuka mata jutaan orang dan bikin mereka pengen menjelajah dunia nyata yang sebelumnya cuma ada di imajinasi.
Jadi, kalau kamu nonton film terus tiba-tiba pengen traveling, itu wajar banget. Karena film memang punya kekuatan buat memicu rasa penasaran, membangun mimpi, dan akhirnya bikin kita bergerak untuk datang dan melihat langsung tempat itu.